5.BUDAYA yang memiliki unsur MISTIS.(Budaya Indonesia)
1. BAMBU GILA ,(Maluku)
Bambu Gila,namanye aje dah serem gan ....
liat aja nyok..
Mantra, kemenyan, dan tujuh pria kuat
bertarung melawan sebatang bambu dengan panjang sekitar 2,5 meter dan
berdiameter 8 cm merupakan pemandangan menarik yang bisa Anda nikmati
ketika menyaksikan 'bambu gila' di Maluku. Setelah menyaksikan
pertunjukan ini, Anda akan merasakan pengalaman supranatural yang
mungkin jarang atau belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Tarian ini
juga dikenal dengan nama Buluh Gila atau Bara Suwen.
Pertunjukan ini bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan
Salahatu, dan Desa Mamala, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Di Provinsi Maluku Utara, atraksi yang bernuansa mistis ini dapat
dijumpai di beberapa daerah di kota Ternate dan sekitarnya.
Untuk memulai pertunjukan ini sang
pawang membakar kemenyan di dalam tempurung kelapa sambil membaca mantra
dalam ‘bahasa tanah’ yang merupakan salah satu bahasa tradisional
Maluku. Kemudian asap kemenyan dihembuskan pada batang bambu yang akan
digunakan. Jika menggunakan jahe maka itu dikunyah oleh pawang sambil
membacakan mantra lalu disemburkan ke bambu. Fungsi kemenyan atau jahe
ini untuk memanggil roh para leluhur sehingga memberikan kekuatan mistis
kepada bambu tersebut. Roh-roh inilah yang membuat batang bambu
seakan-akan menggila atau terguncang-guncang dan semakin lama semakin
kencang serta sulit untuk dikendalikan.
Biasanya, dalam berbagai atraksi yang
melibatkan hawa mistis, manusialah yang dirasuki oleh roh mistis tetapi
dalam tarian ini roh mistis yang dipanggil dialihkan ke dalam bambu.
Ketika pawang membacakan mantra berulang-ulang, si pawang lantas
berteriak “gila, gila, gila!” Atraksi bambu gila pun dimulai. Alunan
musik mulai dimainkan ketika tujuh pria yang memegang bambu mulai
merasakan guncangan bambu gila. Bambu terlihat bergerak sendiri ketika
pawang menghembuskan asap dan menyemburkan jahe ke batang bambu. Para
pria yang memeluk bambu mulai mengeluarkan tenaga mereka untuk
mengendalikan kekuatan guncangan bambu. Ketika irama musik mulai
dipercepat, bambu bertambah berat dan menari dengan kekuatan yang ada di
dalamnya. Atraksi bambu gila berakhir dengan jatuh pingsannya para
pemain di arena pertunjukan. Hal yang unik dari pertunjukan ini,
kekuatan mistis bambu gila tidak akan hilang begitu saja sebelum diberi
makan api melalui kertas yang dibakar.
Bambu yang digunakan merupakan bambu
lokal. Namun, proses memilih dan memotong bambu tidak sembarangan,
karena dibutuhkan perlakuan khusus. Pawang terlebih dahulu meminta izin
dari roh yang menghuni hutan bambu tersebut. Bambu kemudian dipotong
dengan melakukan adat tradisional. Bambu dibersihkan dan dicuci dengan
minyak kelapa kemudian dihiasi dengan kain pada setiap ujungnya. Dahulu,
bambu langsung diambil dari Gunung Gamalama, gunung api di Ternate,
Maluku Utara. Saat ini, tarian bambu gila dipelajari dan dimainkan di
luar pulau Maluku.
Tradisi tari bambu gila diyakini sudah
lama dimulai sebelum masa Islam dan Kristen masuk ke kepulauan ini. Saat
ini tari berbau mistis ini hanya dipentaskan di beberapa desa kecil.
Melihat tarian ini merupakan pengalaman spiritual yang unik. Lantunan
mantra dari pawang dan tabuhan tifa menciptakan pertunjukan
yang tidak bisa Anda temukan ditempat lain di dunia. Apalagi jika Anda
ikut menari dengan bambu gila, membuat pengalaman ini sulit untuk Anda
lupakan.
SEREEEM............
2. REOG PONOROGO (Jawa Timur)
Nyang ini gak kalah serem gan...
Liat aje..
3. DEBUS (Banten Jawa Barat)
Setelah mengucapkan mantra “haram kau sentuh kulitku, haram
kau minum darahku, haram kau makan dagingku, urat kawang, tulang
wesi, kulit baja, aku keluar dari rahim ibunda. Aku mengucapkan
kalimat la ilaha illahu“. Maka pada saat itu juga ia
menusukkan golok tersebut ke paha, lengan, perut dan bagian tubuh
lainnya. Pada saat atraksi tersebut iapun menyambar leher anak
kecil sambil menghunuskan goloknya ke anak tersebut. Anehnya
bekas sambaran golok tersebut tidak ada meninggalkan luka yang
sangat berbahaya bagi anak tersebut.
Atraksi yang sangat berbahaya tersebut biasa kita kenal dengan
sebutan Debus, Konon kesenian bela diri debus berasal dari daerah
al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang dan
tumbuh besar disemua kalangan masyarakat banten sebagai seni
hiburan untuk masyarakat. Inti pertunjukan masih sangat kental
gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata. Kesenian
debus banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di kekebalan
seseorang pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam
senjata tajam ini disebut dengan debus.
Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di Banten. Pada awalna kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa. Seni beladiri ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat banten melawan penjajahan yang dilakukan belanda. Karena pada saat itu kekuatan sangat tidak berimbang, belanda yang mempunyai senjata yang sangat lengkap dan canggih. Terus mendesak pejuang dan rakyat banten, satu satunya senjata yang mereka punya tidak lain adalah warisan leluhur yaitu seni beladiri debus, dan mereka melakukan perlawanan secara gerilya.
Debus dalam bahasa Arab yang berarti senjata tajam yang terbuat dari besi, mempunyai ujung yang runcing dan berbentuk sedikit bundar. Dengan alat inilah para pemain debus dilukai, dan biasanya tidak dapat ditembus walaupun debus itu dipukul berkali kali oleh orang lain. Atraksi atraksi kekebalan badan ini merupakan variasi lain yang ada dipertunjukan debus. Antara lain, menusuk perut dengan benda tajam atau tombak, mengiris tubuh dengan golok sampai terluka maupun tanpa luka, makan bara api, memasukkan jarum yang panjang ke lidah, kulit, pipi sampai tembus dan tidak terluka. Mengiris anggota tubuh sampai terluka dan mengeluarkan darah tetapi dapat disembuhkan pada seketika itu juga, menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang melekat dibadan hancur, mengunyah beling/serpihan kaca, membakar tubuh. Dan masih banyak lagi atraksi yang mereka lakukan.
Dalam melakukan atraksi ini setiap pemain mempunyai syarat syarat yang berat, sebelum pentas mereka melakukan ritual ritual yang diberikan oleh guru mereka. Biasanya dilakukan 1-2 minggu sebelum ritual dilakukan. Selain itu mereka juga dituntut mempunyai iman yang kuat dan harus yakin dengan ajaran islam. Pantangan bagi pemain debus adalah tidak boleh minum minuman keras, main judi, bermain wanita, atau mencuri. Dan pemain juga harus yakin dan tidak ragu ragu dalam melaksanakan tindakan tersebut, pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain bisa sangat membahayakan jiwa pemain tersebut.
Menurut beberapa sumber sejarah, debus mempunyai hubungan dengan tarekat didalam ajaran islam. Yang intinya sangat kental dengan filosofi keagamaan, mereka dalam kondisi yang sangat gembira karena bertatap muka dengan tuhannya. Mereka menghantamkan benda tajam ketubuh mereka, tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Kalau Allah tidak mengijinkan golok, parang maupun peluru melukai mereka. Dan mereka tidak akan terluka.
Pada saat ini banyak pendekar debus bermukim di Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Yang sangat disayangkan keberadaan debus makin lama kian berkurang, dikarenakan para pemuda lebih suka mencari mata pencaharian yang lain. Dan karena memang atraksi ini juga cukup berbahaya untuk dilakukan, karena tidak jarang banyak pemain debus yang celaka karena kurang latihan maupun ada yang “jahil” dengan pertunjukan yang mereka lakukan. Sehingga semakin lama warisan budaya ini semakin punah. Dahulu kita bisa menyaksikan atraksi debus ini dibanyak wilayah banten, tapi sekarang atraksi debus hanya ada pada saat event – event tertentu. Jadi tidak setiap hari kita dapat melihat atraksi ini. Warisan budaya, yang makin lama makin tergerus oleh perubahan jaman.
Wah Ngeri gan .....
4. TARI RONGGENG BUYUNG (Indramayu,jawa barat,)
Nyang ini dasyat ....
Orang-orang yang tergabung dalam kelompok kesenian ronggeng buyung biasanya terdiri dari enam sampai sepuluh orang. Namun demikian, dapat pula terjadi tukar-menukar atau meminjam pemain dari kelompok lain. Biasanya peminjaman pemain terjadi untuk memperoleh pesinden lalugu, yaitu perempuan yang sudah berumur agak lanjut, tetapi mempunyai kemampuan yang sangat mengagumkan dalam hal tarik suara. Dia bertugas membawakan lagu-lagu tertentu yang tidak dapat dibawakan oleh pesinden biasa.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Ane aka ngasih tau trus tentang budaya indonesia....
2. REOG PONOROGO (Jawa Timur)
Nyang ini gak kalah serem gan...
Liat aje..
Sejarah reog ponorogo
Pada
dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat
tentang asal-usul Reog dan Warok , namun salah satu cerita yang paling
terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang
abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang
berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari
pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang
korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir.
Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia
mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu
kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit
dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak. Sadar bahwa pasukannya
terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki
Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang
merupakan "sindiran" kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya.
Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan
masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam
pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang
dikenal sebagai "Singa Barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk
Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai
kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang
mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh
kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol
kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras
dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang
menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng
singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan
giginya .
Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil
tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan
cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan
warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara
diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan
untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara
masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan
karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono,
Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.
Versi
resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja
Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun
ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri.
Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari
pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal
oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini
memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian
perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu
hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan 'kerasukan' saat
mementaskan tariannya .
Hingga kini
masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur
mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya
Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran
kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun
menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk
memenuhinya tanpa adanya garis
keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti
pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo
terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian
pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian
serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini
menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang
dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil,
penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian
wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan
dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya
jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan
lucu.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
ASLI DARI NEGARA KITE NE GAN...
3. DEBUS (Banten Jawa Barat)
Nyang ini ane salut gan ...
Agaan Gimana?..
Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di Banten. Pada awalna kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa. Seni beladiri ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat banten melawan penjajahan yang dilakukan belanda. Karena pada saat itu kekuatan sangat tidak berimbang, belanda yang mempunyai senjata yang sangat lengkap dan canggih. Terus mendesak pejuang dan rakyat banten, satu satunya senjata yang mereka punya tidak lain adalah warisan leluhur yaitu seni beladiri debus, dan mereka melakukan perlawanan secara gerilya.
Debus dalam bahasa Arab yang berarti senjata tajam yang terbuat dari besi, mempunyai ujung yang runcing dan berbentuk sedikit bundar. Dengan alat inilah para pemain debus dilukai, dan biasanya tidak dapat ditembus walaupun debus itu dipukul berkali kali oleh orang lain. Atraksi atraksi kekebalan badan ini merupakan variasi lain yang ada dipertunjukan debus. Antara lain, menusuk perut dengan benda tajam atau tombak, mengiris tubuh dengan golok sampai terluka maupun tanpa luka, makan bara api, memasukkan jarum yang panjang ke lidah, kulit, pipi sampai tembus dan tidak terluka. Mengiris anggota tubuh sampai terluka dan mengeluarkan darah tetapi dapat disembuhkan pada seketika itu juga, menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian yang melekat dibadan hancur, mengunyah beling/serpihan kaca, membakar tubuh. Dan masih banyak lagi atraksi yang mereka lakukan.
Dalam melakukan atraksi ini setiap pemain mempunyai syarat syarat yang berat, sebelum pentas mereka melakukan ritual ritual yang diberikan oleh guru mereka. Biasanya dilakukan 1-2 minggu sebelum ritual dilakukan. Selain itu mereka juga dituntut mempunyai iman yang kuat dan harus yakin dengan ajaran islam. Pantangan bagi pemain debus adalah tidak boleh minum minuman keras, main judi, bermain wanita, atau mencuri. Dan pemain juga harus yakin dan tidak ragu ragu dalam melaksanakan tindakan tersebut, pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain bisa sangat membahayakan jiwa pemain tersebut.
Menurut beberapa sumber sejarah, debus mempunyai hubungan dengan tarekat didalam ajaran islam. Yang intinya sangat kental dengan filosofi keagamaan, mereka dalam kondisi yang sangat gembira karena bertatap muka dengan tuhannya. Mereka menghantamkan benda tajam ketubuh mereka, tiada daya upaya melainkan karena Allah semata. Kalau Allah tidak mengijinkan golok, parang maupun peluru melukai mereka. Dan mereka tidak akan terluka.
Pada saat ini banyak pendekar debus bermukim di Desa Walantaka, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang. Yang sangat disayangkan keberadaan debus makin lama kian berkurang, dikarenakan para pemuda lebih suka mencari mata pencaharian yang lain. Dan karena memang atraksi ini juga cukup berbahaya untuk dilakukan, karena tidak jarang banyak pemain debus yang celaka karena kurang latihan maupun ada yang “jahil” dengan pertunjukan yang mereka lakukan. Sehingga semakin lama warisan budaya ini semakin punah. Dahulu kita bisa menyaksikan atraksi debus ini dibanyak wilayah banten, tapi sekarang atraksi debus hanya ada pada saat event – event tertentu. Jadi tidak setiap hari kita dapat melihat atraksi ini. Warisan budaya, yang makin lama makin tergerus oleh perubahan jaman.
Wah Ngeri gan .....
4. TARI RONGGENG BUYUNG (Indramayu,jawa barat,)
Nyang ini dasyat ....
Orang-orang yang tergabung dalam kelompok kesenian ronggeng buyung biasanya terdiri dari enam sampai sepuluh orang. Namun demikian, dapat pula terjadi tukar-menukar atau meminjam pemain dari kelompok lain. Biasanya peminjaman pemain terjadi untuk memperoleh pesinden lalugu, yaitu perempuan yang sudah berumur agak lanjut, tetapi mempunyai kemampuan yang sangat mengagumkan dalam hal tarik suara. Dia bertugas membawakan lagu-lagu tertentu yang tidak dapat dibawakan oleh pesinden biasa.
Pertunjukan Ronggeng Buyung
Pertunjukan
ronggeng buyung diawali dengan mengadakan upacara tertentu yang
dipimpin oleh pemimpin kelompok (dalang) untuk mengundang roh-roh halus
agar mau memasuki tubuh penari. Untuk itu, perlu disediakan kemenyan,
tempat pembakaran kemenyan, bunga-bungaan, dan minyak wangi.
Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu yang berirama
dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan.
Setelah
itu, sang penari memasuki arena pertunjukan dengan masih mengenakan
pakaian biasa atau pakaian sehari-hari. Kemudian, oleh pemimpin kelompok
(dalang) ia disuruh berjongkok lalu ditutup dengan menggunakan kurungan
ayam yang telah dilapisi kain batik. Pada saat penari telah berada di
dalam kurungan, sang sinden diiringi waditra menyanyikan lagi pemujaan
yang berbahasa Jawa Indramayu, yang liriknya sebagai berikut:
Turun-turun sintren
Wintrene widhadhari
Widhadhari tumuruno
Aja suwen mindho dalem
Dalem sampun kangelan
Setelah
dalang menyatakan bahwa sang penari telah dalam keadaan trance, maka
kurungan pun segera dibuka. Selanjutnya, sang penari yang telah berganti
pakaian dengan kostum penari srimpi lengkap dengan kacamata hitam mulai
menari sambil diiringi dengan lagu Sulasi, yang liriknya sebagai
berikut:
Sulasi Silandana
Menyan kang ngundang dewa
Ala dewa dening sukma
Widhadhari tumuruno
Kemudian, dilanjutkan dengan lagu Tambak-tambak Pawon yang liriknya sebagai berikut:
Tambak-tambak pawon
Aku kena udang kuwali
Mung jaran mungsapi
Njaluk prawan sing nomor siji
Setelah
lagu Tambak-tambak Pawon selesai, para penonton mulai nyawu (nyawer)
sang sintren dengan melemparkan saputangan, baju, atau kain lainnya yang
berisi uang alakadarnya sambil meminta pemain untuk menyanyikan
lagu-lagu yang diinginkannya yang kebanyakan adalah lagu dangdut.
Sebagai catatan, pada saat penonton melemparkan sesuatu ke arah sintren,
sang dalang senantiasa berada di belakangnya karena sang sintren akan
langsung terdorong ke belakang dan pingsan. Dan, untuk menyadarkannya
kembali, sang dalang kemudian mengarahkan asap kemenyan dari dlupok ke
arah hidung sintren agar ia kembali menari lagi.
Lagu yang dibawakan pada saat dimulai acara nyawer ini adalah lagu Ayo Ngewer-ngewer Puntren yang liriknya sebagai berikut:
Ayo ngewer-ngewer putren
Sing dikewer rujake bae
Ayo nyawer-nyawer sintren
Sing disawer panjoke bae
Apabila
penonton yang nyawer sudah mulai sepi, sang dalang menyuruh sintren
berhenti menari lalu berjongkok untuk selanjutnya ditutup kembali dengan
kurungan ayam. Beberapa saat kemudian kurungan dibuka dan sang sintren
kembali mengenakan pakaian sehari-hari, namun masih dalam keadaan tidak
sadar. Untuk menyadarkanya kembali, sang dalang mengarahkan asap
kemenyan dari dlupok ke arah hidung sintren agar ia siuman. Dan, dengan
siumannya sang sintren, maka pertunjukan ronggeng buyung pun berakhir.
5.KUDA LUMPING.(Jawa Timur)
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Buat Agan" semua yg ngikutin blog ane ...ane MINTA MAAF ya ..kalo postinganye...lama ...
dan ane MINTA MAAF juga kalo ada penulisan kata" nyang salah ... Ane aka ngasih tau trus tentang budaya indonesia....
0 komentar:
Posting Komentar